Pada musim kemarau,
tanaman padi sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Salah satu hama yang menyerang tanaman padi
adalah penggerek batang. Hama ini akan
semakin pesat perkembangannya ketika didukung oleh cuaca yang panas dan kondisi
air yang tergenang.
Jika diperhatikan,
sebenarnya hama ini menyerang sejak tanaman berada dipersemaian. Namun belum menunjukkan gejala yang jelas,
sehingga para petani kurang waspada terhadap serangan hama tersebut. Telur, larva dan pupa
yang berada di persemaian akan terbawa ke pertanaman padi. Penggerek batang ini menyerang tanaman pada
dua fase tumbuh tanaman setelah tanam. 1) pada vase vegetatif (fase pertumbuhan)
disebut sundep, yang ditandai dengan
gejala daun padi yang terserang daunnya akan menguning (semakin berat serangan
maka kuning pada daun tersebut akan semakin rata), pucuk batang yang digerek
menjadi kering dan mudah dicabut, bila dicabut ada bekas gerekan dan
kadang-kadang larva nya masih ada pada pangkal batang. 2) pada fase generatif (fase produksi) disebut
beluk, yang ditandai dengan gejala malai
akan mati karena tangkainya dikerat oleh larva, malai yang mati akan tetap
tegak berwarna abu-abu putih dan bulirnya hampa, mudah dicabut dan pangkalnya
terdapat bekas gigitan larva.
Kadang-kadang lebih dari satu jenis penggerek
yang menyerang tanaman padi, kedatangannya pun tidak bersamaan, namun hasil identifikasi dilapangan menunjukkan
bahwa kerusakan sundep atau beluk didominasi oleh penggerek batang padi kuning
dan penggerek batang padi putih. Dengan mengetahui gejala serangan penggerek batang
padi, jenis dan waktu serangannya maka pengendalian hama ini tidaklah sulit.
Adapun beberapa cara
yang dapat digunakan dalam pengendaliannya yaitu :
1.
Pengendalian hama penggerek batang padi dengan teknik budidaya
Merupakan cara penekanan populasi hama
maupun pencegahan resiko kerugian akibat serangan penggerek batang padi dengan
cara bercocok tanam. Cara-cara yang dapat dilakukan dalam bercocok tanam
padi untuk menghindari serangan hama penggerek batang, antara lain :
-
Penggunaan varietas tahan
Contoh varietas yang tidak direspon baik oleh penggerek batang padi adalah IR40, IR72 dll.
-
Penentuan waktu tanam
Tindakan ini bisa bersifat upaya pengendalian populasi maupun pencegahan
serangan. Penentuan waktu tanam yang
tepat diharapkan bisa menghindari serangan penggerek batang padi. Ini
dikarenakan penerbangan ngengat serangga hama ini mempunyai kekhasan, pada
waktu-waktu tertentu jumlahnya sangat banyak dan di saat yang lain praktis
sedikit. Di daerah tropis yang biasa ditanami padi 2 atau 3 kali dalam setahun,
siklus hidup penggerek batang padi tidak pernah putus. Di sini endemik serangan
sundep/beluk, pembuatan persemaian sebaiknya dilakukan 7-10 hari setelah puncak
penerbangan ngengat penggerek. Pencegahan serangan penggerek batang padi dengan
menentukan waktu tanam yang tepat sebenarnya sudah dilakukan sejak dulu. Ini
dibuktikan adanya kalender tanam (pranata mangsa) sebagai acuan waktu
penanaman.
-
Rotasi tanaman
Di daerah tropis yang mengenal dua musim dalam setahun biasanya mempunyai
pola tanam Padi-Padi-Bera atau Padi-Padi-Palawija. Untuk menghindari serangan
penggerek batang padi perlu dilakukan rotasi tanaman. Pergiliran tanaman dengan
menanam komoditas selain padi dilakukan untuk memutus siklus hidup serangga
penggerek batang, misalnya dengan pola Padi-Palawija-Bera,
Padi-Palawija-Palawija atau Padi-Sayur-Palawija. Pengendalian dengan
rotasi tanaman memungkinkan dilakukan di lahan yang beririgasi setengah teknis
atau tadah hujan, sedangkan di lahan beririgas teknis rotasi tanaman sebaiknya
dilakukan secara berkala dalam wilayah yang luas
-
Pengolahan tanah dan penggenangan
Pengolahan tanah yang sempurna yaitu membalikkan lapisan olah tanah sampai
sisa-sisa tanaman terpendam kemudian digenangi selama beberapa hari sehingga
larva yang tertinggal di dalam batang bisa mati dan pupa gagal menjadi ngengat.
-
Sanitasi lahan
Sanitasi lahan yaitu
membersihkan lingkungan pertanaman yang terserang sundep/beluk dengan
intensitas sedang sampai berat. Cara ini dilakukan dengan memotong sisa-sisa
tanaman hingga pangkal batang dan membakarnya sehingga pupa yang bersemayam di
pangkal batang bisa mati terbakar.
2. Pengendalian
Fisik/Mekanik
Teknik pengendalian ini cukup
efektif untuk mencegah serangan penggerek batang padi. Pengendalian
fisik.mekanik dilakukan oleh petani secara langsung maupun dengan alat
(perangkap). Tindakan pengendalian ini dilakukan
dengan memungut kelompok telur di persemaian. Cara ini efektif untuk mencegah
sundep pada tanaman yang baru pindah (transplanting).
3. Pengendalian
Biologi
Pengendalian secara biologi
dengan menggunakan musuh alaminya, baik predator, parasitoid maupun virus/jamur
patogenik. Contoh predator yang memakan kelompok telur adalah jangkrik,
sedangkan yang memangsa ngengat penggerek adalah kelelawar dan laba-laba. Bangsa tabuhan (Trichogramma sp.) juga merupakan musuh alami
penggerek batang padi. Serangga ini memarasit kelompok telur penggerek. Musuh
alami lain adalah virus dan jamur entomopatogenik, yaitu cendawan yang
berkembang biak dengan tubuh serangga sebagai inangnya. Metharrizium
anisopliae adalah salah satu contoh jamur yang menyerang larva penggerek
batang padi. Teknik pengendalian secara
biologis banyak dikembangkan dalam pertanian organik karena mekanisme penekanan
terhadap populasi serangga hama sangat kuat, tidak menimbulkan dampak negatif
pada tanaman serta tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Saat ini, musuh-musuh
alami serangga hama diperbanyak atau dikembangbiakkan secara khusus menjadi
agensia hayati.
4. Pengendalian
Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi
atau dengan pestisida sebaiknya dilakukan bila populasi serangga hama atau
intensitas serangan penggerek batang telah melebihi ambang pengendalian. Pada
tanaman padi dalam masa pertumbuhan (stadia vegetatif) penggunaan pestisida
bila tingkat serangannya lebih dari 5%, sedangkan pada vase generatif jika
intensitasnya 15% atau lebih. Dengan pestisida, populasi serangga hama dapat ditekan
dan turun secara cepat bahkan reaksinya bisa langsung dilihat (knockdown
effect).
Bahan-bahan aktif insektsida
yang direkomendasikan untuk mengendalikan hama penggerek batang padi antara
lain :
- Imidakloprid : TOPDOR 10 WP
- Dimehipo : SIDATAN 410 SL
- Fipronil : FIPROS 55 SC
- Karbofuran : SIDAFUR 3GR
Cara aplikasi :
1.
Saat persemaian
umur 5 hari, aplikasikan insektisida granule (Sidafur 3GR), dosis
disesuaikan dengan kondisi persemaian.
2.
Pada umur 18
hari saat dipersemaian dan menjelang tanam, semprot dengan insektisida (Sidatan 410 SL dan Topdor 55 SC), dengan
dosis 0,5 ml/l air sidatan dan 0,5 g/l air topdor.
3.
Ketika pemupukan
pertama campurkan dengan insektisida Sidafur
3GR dengan dosis 10-20kg/ha.
4.
Ketika tanaman
berumur 20-40 hst, semprot dengan insektisida
(Sidatan 410 SL dan Fipros 55 SC)
dengan dosis disesuaikan dengan tingkat serangan, apabila serangan telah berat
maka sebaiknya gunakan dosis 1ml/l air sidatan dan 1ml/l air fipros.
5.
Penyemprotan berikutnya
dilakukan apabila gejala serangan penggerek batang masih terlihat.